BencoolenTimes.com, – Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu berinovasi untuk memajukan di bidang pakaian adat, dengan menggandeng anak muda Bengkulu menciptakan kebat kepala dari bahan dasar kain basurek.
Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi saat bertemu dengan para tokoh adat Se-kecamatan Teluk Segara langsung mengenalkan pakaian adat kebat kepala, Jumat (17/9/2021).
Wakil Walikota Bengkulu Dedy Wahyudi mengajak seluruh warga kota Bengkulu untuk berinovasi dalam membuat adat baru, tanpa menghilangkan ciri khas adat yang lama.
“Kita bersama anak muda Kota Bengkulu menciptakan kebat kepala dan kebat kepala ini nanti bisa digunakan dalam acara non formal misalkan ada pertemuan adat yang tidak begitu formal ataupun anak-anak muda sedang bermain Dol karena selama ini orang-orang saat bermain Dol tidak ada ciri khas cuman menggunakan ikat kepala biasa saja dan sekarang sudah ada kebat kepala maka bisa menggunakan ini,” kata Dedy Wahyudi.
Lanjut Dedy Wahyudi, ke depan akan dibuatkan kebat kepala secara massal, mengingat para tokoh adat dan ketua adat sudah merespon baik serta mendukung inovasi tersebut.
“InsyaAllah nanti akan kita buatkan secara massal agar menjadi ciri khas Kota Bengkulu,” singkat Dedy Wahyudi.
Sementara itu, Pengerajin Pakaian, Firdaus Alamsyah mengatakan, bahwa kebat kepala ini berasal dari gagasan Wawali Dedy Wahyudi ketika berbincang pada saat seniman Bengkulu ingin berangkat ke Solo.
“Masukkan saat itu, Wawali ingin Bengkulu harus mempunyai kebat kepala ciri khas Bengkulu,” sampai Alamsyah.
Lanjut Alamsyah, Kebat kepala mempunyai filosofi dan makna tersendiri.
“Kebat kepala ini mempunyai filosofi di bagian-bagiannya seperti tiga lapis kain menandakan Tani tiga sepilit tengku tiga sejarangan, lapis ke 3 diatas ada tanda lupis menandakan adat bersendi sarak, sarak bersendi Kito kubah, dan kain merunduk menandakan simbol padi, semakin berisi semakin merunduk,” jelas Alamsyah. (JRS)