BencoolenTimes.Com, – Ambulance gratis yang meringankan duka warga Kota Bengkulu saat tertimpa musibah, acap kali hanya terlihat bagi warga muslim.
Bagaimana dengan non muslim? Layanan yang diberikan Walikota Bengkulu, Helmi Hasan dan Wakil Walikota, Dedy Wahyudi, ternyata sama saja dan sama rata. Tak terbatas itu muslim maupun non muslim.
“Bang, saya Riki. Ketua Angkatan Muda Kristen Indonesia. Mau pinjam ambulans. Antar jenazah Opung ke Medan,” begitu tulisan WhatsApp masuk ke HP Wawali, Dedy Wahyudi.
“Jangan ditanya darimana Riki tahu nomor HP saya. Sebab kami (Wali-Wawali), memang mengumumkan secara terbuka nomor HP ke seluruh warga,” ujar Dedy Wahyudi.
Nomor HP Walikota 0811737646 dan HP Wawali 0811737766. Nomor tersebut memang di setiap kesempatan, Walikota Helmi Hasan mengumumkan nomor HP secara terbuka.
“Maka tak heran, kalau di HP kami ini masuk semua pengaduan masyrakat. Mirip kotak pengaduan,” jelas Dedy.
Nomor HP keduanya, merupakan nomor lama dan satu-satunya. Bahkan nomor tersebut digunakan sebelum memegang amanah sebagai pejabat tinggi di Pemkot Bengkulu.
“Ok Dinda (Riki), ambulans segera meluncur,” jawab Dedy Wahyudi membalas pesan yang dikirim Riki ke nomor Wawali.
“Memang, sejak peristiwa jenazah bayi dimasukkan ke dalam tas karena tak mampu bayar ambulans, kami bertekad kasus serupa tak terulang lagi. Maka Pemkot punya program Ambulans Gratis,” lanjut Dedy.
Program ambulance gratis sebenarnya khusus mengcover area Kota Bengkulu dan sekitarnya. Namun banyak juga warga dari daerah lain, yang minta diantar dari Bengkulu ke kampung halamannya.
“Tentu tak mungkin kami tolak. Soal ambulans beres! Sopir dan mobil stand by. Siap berangkat ke Sumatera Utara. Namun pelayanan kami bukan sebatas itu saja,” terang Wawali.
Di Kota Bengkulu, setiap warga yang meninggal maka takziah malam ketiga diselenggarakan Pemkot. Tanpa pandang bulu. Mau pejabat atau bukan. Kaya atau miskin.
Saat takziah malam ketiga, Pemkot ada “layanan duka three in one”. Jika selama ini hanya mendapat Akta Kematian, maka saat ini langsung 3 dokumen. Yakni Akta Kematian, KK terbaru dan KTP Terbaru suami atau istri.
Kalau Islam ada takziah malam ketiga langsung menyerahkan akta kematian. Bagaimana dengan non muslim?
“Sama perlakuannya. Tetap ada penyerahan akta kematian, KK terbaru dan KTP baru. Three in One. Pengganti takziah, diantar saat acara keagamaan masing-masing,” jelas Dedy.
Di adat batak, ada yang dinamamakan Saur Matua. Acara penghormatan terakhir bagi orangtua yang anaknya sudah berkeluarga dan punya cucu, cicit. Pada moment inilah penyerahan akta kematian dan KK perubahan.
“Ini teroboson yang kami lakukan untuk peningkatan pelayanan kepada warga Kota. Alhamdulillah, program ini mendapat apresiasi dari Dirjen Dukcapil. Dan kini beberapa daerah lainnya telah mengadopsi program ini,” tukas Dedy.(Bay)