BencoolenTimes.com – KPK (Komisi Pemberantasan) Korupsi sita uang ratusan miliar dari puluhan rekening berbeda. Penyitaan uang tersebut terkait perkara dugaan suap dan gratifikasi perizinan produksi Batubara yang melibatkan Mantan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Rita Widyasari.
KPK sita uang dari puluhan rekening berbeda dan berbagai jenis mata uang yang berbeda, pada 10 Januari 2025. Ini disampaikan Juru Bicara KPK RI, Tessa Mahardhika Sugiarto melalui release tertulisnya kepada BencoolenTimes.com, Selasa siang, 14 Januari 2025.
Dirincikan Tessa, uang yang disita dalam mata uang rupiah sebesar Rp 350.865.006.126,78 yang disita dari 36 rekening atas nama tersangka dan atas nama pihak-pihak terkait lainnya.
Lalu dalam mata uang dollar amerika sebesar USD 6.284.712,77 yang disita dari 15 rekening atas nama tersangka dan atas nama pihak-pihak terkait lainnya. Serta dalam mata uang dollar singapura sebesar SGD 2.005.082 dari satu rekening atas nama pihak terkait lainnya.
‘’Penyitaan dilakukan karena diduga uang yang tersimpan dalam rekening tersebut diperoleh dari hasil tindak pidana terkait dengan perkara tersebut di atas,’’ sebut Tessa.
Ditambahkan Tessa, KPK akan terus berupaya semaksimal mungkin mengembangkan perkara yang sedang disidik. ‘’Dan akan meminta pertanggungjawaban pidana terhadap para pihak yang patut untuk dimintakan pertanggungjawabannya,’’ imbuh Tessa.
Untuk diketahui, KPK RI mengungkapkan bahwa Rita Widyasari menerima gratifikasi antara 3,3 hingga 5 Dollar AS untuk setiap metrik ton batu bara yang diproduksi.
Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, mengatakan, nilai gratifikasi tersebut diduga diterima Rita Widyasari dari perusahaan tambang.
‘’Bisa dibayangkan karena perusahaan itu bisa jutaan metrik ton menghasilkan hasil eksplorasinya. Nah, dikalikan itu,’’ kata Asep.
Asep menuturkan bahwa aliran uang hasil korupsi tersebut sedang ditelusuri oleh penyidik KPK. Dalam upaya penyidikan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang melibatkan Rita, KPK telah melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi dan menyita barang-barang bernilai ekonomis.(OIL/NET)