BencoolenTimes.com – Soal penolakan Tambang Emas di kawasan Bukit Sanggul, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu yang terus bermunculan beberapa hari belakangan, langsung mendapatkan respon dari Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan.
‘’Ya, soal masyarakat menolak (tambang emas, red), pemerintah akan dengar. Pemerintah Provinsi (Pemprov) juga tengah menggagas Provinsi Konservasi,’’ kata Gubernur Helmi.
Provinsi Konservasi yang dimaksud, sambung Gubernur Helmi, adalah provinsi yang menjaga lingkungan. Sehingga, kalau ada penolak-penolakan tersebut, silahkan sampaikan kepada pemerintah daerah.
‘’Pemerintah daerah akan menyampaikan (aspirasi/penolakan masyarakat) kepada pemerintah pusat. Memang sekarang belum bisa berjalan (Tambang Emas), karena izinnya belum selesai,’’ sambung Gubernur Helmi.
Gubernur Helmi menyebut, Pemprov Bengkulu masih memberikan kepada masyarakat kesempatan untuk memberikan pendapat. Baik itu dari akademisi maupun masyarakat pemerhati lingkungan, serta masyarakat Kabupaten Seluma khususnya.
‘’Kita ingin mendengar dan setelah kita dengan, cermati, semua masukan-masukannya, nanti pemerintah provinsi memberi kesimpulan yang akan disampaikan ke pemerintah pusat,’’ sebut Gubernur Helmi.
Gubernur Helmi menambahkan, masyarakat harus percaya dan yakin kalau Pemrpov Bengkulu, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tentu tidak ingin masyarakat menjadi susah karena kebijakan.
‘’Maka sebelum kebijakan itu menjadi ‘Bom’, itu didengar dulu masyarakatnya. Jadi, terimakasih kepada masyarakat yang sudah memberikan masukan dan kritikan terhadap semua kebijakan pemerintah daerah,’’ demikian Gubernur Helmi.
Sebelumnya, penolakan bermunculan dari berbagai pihak, khususnya terkait masalah rencana pertambangan emas di kawasan Hutan Bukit Sanggul Kabupaten Seluma. Karena jika tetap diizinkan, maka akan banyak dampak negatif yang akan timbul dan mengancam masyarakat di sekitar wilayah tersebut.
Menurut Agustam Rachman, Advokat Senior yang juga merupakan pendaki gunung serta pegiat lingkungan, Bengkulu terancam ‘Kiamat Ekologis’, jika rencana penggalian tambang emas oleh PT. ESDM di kawasan Bukit Sanggul, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu benar-benar diizinkan.
Karena ini sama dengan mengorbankan kehidupan manusia dan alam, apalagi longsor dan banjir bandang pasti terjadi jika hutan dikawasan Bukit Sanggul mulai dirusak.
Selain itu, ribuan anak sungai akan kering dan puluhan sungai besar akan tercemar oleh limbah kimia. Kemudian ribuan hektare sawah akan kekeringan, ribuan petani sawah akan kehilangan mata pencariannya.
Sehingga Agustam berharap, Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan konsisten Bersama Rakyat dengan tidak merekomendasikan rencana penggalian Tambang Emas di kawasan Bukit Sanggul, Kabupaten Seluma.
‘’Kita Berharap Gubernur Bengkulu Helmi Hasan Konsisten Bersama Rakyat. Jangan korbankan Rakyat demi Tambang Emas yang hanya akan memperkaya pengusaha namun merusak alam dan membunuh rakyat,’’ imbuh Agustam.
Sementara itu, Hima Sylva PCSI Unib juga memberikan pernyataan yang hampir senada terkait rencana pertambangan emas di Kabupaten Seluma tersebut. Seperti yang disampaikan Ketua Umum Hima Sylva PCSI Unib, Dani Apriludin.
Dani mengungkapkan, mereka mengeluarkan pernyataan sikap penolakan terhadap SK Menteri LHK maupun rencana aktivitas Pertambangan Emas di kawasan Bentang Alam Bukit Sanggul, Kabupaten Seluma. Ada tiga pernyataan tegas, sampai Dani yang mereka sampaikan secara tertulis maupun dalam bentuk video yang dibacakan pengurus Hima Sylva PCSI Unib.
Masing-masing, menolak semua bentuk kegiatan pertambangan emas di lokasi yang dimaksud. Kemudian meminta kepada Gubernur Bengkulu untuk tidak menerbitkan rekomendasi persetujuan penggunaan kawasan hutan (PPKH) di lokasi yang dimaksud.
Serta, meminta kepada Gubernur Bengkulu untuk membuat permohonan kepada Menteri Kehutanan, agar mengembalikan status kawasan hutan seluas 19.939,57 Ha menjadi hutan lindung.
‘’Kami berharap kepada Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan untuk bisa mengakomodir aspirasi kami ini. Karena jika hal tersebut (Aktivitas Tambang Emas) tetap dilaksanakan, maka bukan hanya kawasan Bukit Sanggul saja yang terancam, namun kehidupan masyarakat di sekitarnya juga ikut terancam,’’ demikian Dani.(OIL)