BencoolenTimes.com, – Bengkulu yang masuk dalam zona merah daerah rawan bencana, perlu dilakukan langkah antisipasi seperti peran lembaga pendidikan di perguruan tinggi dalam mengurangi risiko bencana.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu melaunching sebagai salah satu kampus siaga bencana. Dengan melibatkan siswa-siswi se-Sumatera.

Rektor IAIN Bengkulu Sirajuddin mengatakan, mahasiswa dan warga kampus sebagai agen perubahan, dapat berperan aktif di lingkungan internal kampus dan masyarakat untuk melakukan upaya pengurangan risiko bencana secara terpadu dan berkelanjutan.
“Kegiatan semacam ini adalah salah satu penguatan kelembagaan, kita ingin menunjukkan bahwa kita bukan hanya menyelenggarakan proses pendidikan di kampus tapi di luar dari proses pendidikan kita juga berperan aktif dalam rangka untuk bagaimana bisa mengembangkan keterampilan-keterampilan dalam rangka untuk pengabdian kita kepada masyarakat,” ujarnya saat pembukaan youth Red Cross Competition 2019 oleh UKK KSR PMI IAIN Bengkulu, Kamis (25/4/2019).
“Kepada pengurus pusat Palang Merah Indonesia yang berkenan hadir mudah-mudahan ini membawa berkah tersendiri dalam rangka kita sedang melakukan upaya untuk bertransformasi dari IAIN ke UIN dan bahkan sudah ingin membantu kita untuk menyampaikan persoalan itu kepada bapak kepala ketua Palang Merah Indonesia Yaitu Bapak Yusuf Kalla,” sambungnya.
Sementara itu Gubernur Bengkulu melalui Staf Ahli Gubernur Bengkulu Bidang Ekonomi Keuangan, Sumarno mengatakan, khususnya di Bengkulu gempa bumi terjadi tahun 2000 dan 2007 telah mengorbankan jiwa dan kerugian material yang tidak sedikit musibah ini seperti terus mengintai kita.
“IAIN Bengkulu memiliki dosen dan mahasiswa melalui kegiatan penelitian dan pengembangan masyarakat dapat menjadi fasilitator indikator dan faktor pengurangan risiko bencana kepada masyarakat pedesaan,” terangnya.
“Saya menyambut positif dan memberi apresiasi kepada IAIN Bengkulu yang telah mempersiapkan diri menjadi kampus siaga bencana,” lanjutnya. (BT/MS)