24.3 C
New York
Tuesday, July 8, 2025

Buy now

spot_img

Bupati Fikri Thobari Dampingi Gubernur Helmi Hasan Buka Bimtek Pengelolaan Kopi Pasca Panen

BencoolenTimes.com – Bupati Rejang Lebong, M. Fikri Thobari mendampingi Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Kopi Pasca Panen yang digelar Pokja Kopi Bumi Merah Putih.

Kegiatan ini dipusatkan di Gedung Pola Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rejang Lebong, Rabu siang, 28 Mei 2025. Kegiatan ini juga dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Rejang Lebong, Hendri Praja, serta Ketua Pokja Kopi Bumi Merah Putih, Safnizar dan diikuti lebih dari 100 petani dan pelaku usaha kopi.

‘’Bimtek ini penting untuk memberikan pemahaman kepada petani tentang cara menanam, merawat, memanen, hingga mengolah biji kopi pasca panen. Karena kualitas dan harga jual kopi sangat ditentukan oleh pengelolaan yang tepat,’’ sampai Gubernur Helmi Hasan dalam arahannya.

Gubernur Helmi Hasan mengungkapkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu tengah menyiapkan pengembangan bibit kopi berstandar internasional di lahan seluas 86.000 hektare. Termasuk di Kabupaten Rejang Lebong, yang pada tahap awal, program ini akan direalisasikan di 36,000 hektare lahan.

‘’Petani akan dibimbing mulai dari teknik menanam hingga pengelolaan pasca panen. Target kita adalah kopi Bengkulu bisa bersaing di pasar internasional,’’ ungkap Gubernur Helmi Hasan.

Selain itu, Pemprov juga berencana memproduksi produk turunan kopi, seperti sabun kopi, yang saat ini sedang dalam tahap persiapan. Lalu untuk mendukung pemasaran hasil panen petani, Pemprov Bengkulu akan mengaktifkan dua BUMD strategis.

Mulai dari BUMD Bimex dan Bengkulu Mandiri, sebagai penampung dan distributor hasil kopi petani. Infrastruktur pendukung juga akan diperkuat, termasuk optimalisasi Pelabuhan Pulau Baai dan perbaikan jalan provinsi.

‘’Tahun ini, kami siapkan Rp 500 miliar dari APBD Provinsi Bengkulu untuk pembangunan jalan provinsi, yang sebelumnya hanya tersedia Rp 25 hingga 30 miliar,’’ sebut Gubernur Helmi Hasan.

Sementara itu, Ketua Pokja Kopi Bumi Merah Putih, Safnizar mengungkapkan, Provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah penghasil kopi potensial nasional, dengan produksi mencapai 90.000 ton per tahun dari 80.000 hektare lahan budidaya, yang tersebar di 8 kabupaten.

Dari luasan lahan tersebut, diketahui bahwa sekitar 70% lahan berada di dalam kawasan hutan dan sisanya di luar kawasan hutan. Hal ini juga menjadi salah satu tantangan tersebut bagi mereka untuk mengembangkan industri kopi di Provinsi Bengkulu

Sejumlah tantangan lainnya, mulai dari lemahnya kelembagaan dan SDM perhutanan social, urangnya diversifikasi produk dan sertifikasi ekspor. Serta belum optimalnya branding dan efisiensi produksi, ditambah terbatasnya infrastruktur dan distribusi untuk mendukung pengembangan perkopian di Provinsi Bengkulu.

‘’Saat ini kami menargetkan pendampingan untuk 47 kelompok tani, dengan 32 kelompok sudah terealisasi. Kami juga tengah menyiapkan kontrak sewa pabrik di Desa Taba Pasma, Bengkulu Tengah, serta revitalisasi BUMD,’’ terang Safnizar.

Sedangkan Bupati Fikri Thobari menegaskan, Pemkab Rejang Lebong menyambut baik dan akan berkomitmen untuk mendukung program industri dan pengembangan kopi, khususnya di Kabupaten Rejang Lebong.

Bupati Fikri Thobari mengharapkan, program yang sedang dijalankan Pemprov Bengkulu saat ini, termasuk Bimtek yang dilaksanakan, bisa semakin mendongkrak harga jual kopi petani, dari saat ini Rp 65.000-70.000/kg menjadi Rp 70.000-80.000/kg nantinya.

‘’Kebun kopi di Rejang Lebong sangat luas dan potensial. Terima kasih kepada Pak Gubernur atas perhatian dan dukungan penuh terhadap petani kami,’’ ungkap Bupati Fikri Thobari.

Bupati Fikri Thobari juga menyampaikan, bahwa Pemkab Rejang Lebong telah menjalin MoU dengan BKSDA dan Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), terkait legalitas kebun kopi masyarakat yang berada di kawasan hutan. ‘’Sebanyak 500 KK di 5 kecamatan kini sudah mendapat kejelasan hokum dan ini akan membuat mereka lebih tenang dalam menggarap kebun,’’ harap Bupati Fikri Thobari.

Sedangkan, Eggy Mahardika selaku narasumber dalam kegiatan Bimtek tersebut menyebutkan, mereka mendorong petani untuk menerapkan teknik modern agar mampu meningkatkan produksi.

‘’Produksi kopi robusta Vietnam bisa mencapai 30-47 kg per batang, sementara kita baru di kisaran 5-7 kg per batang. Ini bisa kita kejar dengan bibit unggul dan teknik pasca panen yang tepat,’’ sebut Eggy.(OIL/RMC)

Popular Articles

Stay Connected

0FansLike
3,671FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles

error: Opss tulisan ini dilindungi Hak Cipta !!