BencoolenTimes.com, – Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu Aryono Gumay mengkritik pelayanan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Bengkulu salah satunya soal pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang menurutnya belum maksimal.
Aryono Gumay saat diwawancarai di Kantornya Kamis (18/6/2020) mengatakan, terkait percetakan KTP waktu Komisi I melakukan Sidak beberapa waktu lalu memang ada permasalahan di printer cetak yang mana satu hari hanya maksimal bisa mencetak 100. Dalam hal ini, Komisi I mendorong supaya dianggarkan sehingga minimal bisa memiliki 3 sampai 5 alat cetak. Memang saat ini ada tiga pencetak tetapi hanya satu yang beroperasi karena yang dua rusak.
“Jadi kita berfikir paling tidak kita punya lima, kalau ada kendala masih ada tiga dan bisa mencetak sehari 200 sampai 300,” kata Aryono Gumay.
Kemudian, sambung Aryono Gumay, sarana prasarana di Dukcapil, seperti servernya down dan itu disebabkan oleh sarana prasarana yang tidak mendukung. Misalnya, ruangan server ini harus ruangan sendiri dan membutuhkan suhu tersendiri, dan mungkin dari pihak eksekutif masih belum memprioritaskan itu, padahal itu yang pelayanannya harus prima untuk masyarakat, pelayanan Capil yang harus di prioritaskan.
“Walau sekarang sudah baik, ada akte kematian yang diantar, KTP yang diantar itu program yang bagus, tetapi juga harus diimbangi dengan sarana dan prasarana dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik. Meskipun sarana prasarana sudah memadai tapi SDM nya tidak ramah juga tidak pas jug. Karena Capil itu garda terdepaannya pelayanan karena seluruh masyarakat pasti berhubungan dengan Capi, meskipun tidak continue tetapi setiap hari masyarakat datang,” ungkap Aryono Gumay.
Sehingga, lanjut Aryono Gumay, memang harus ada ruangan tunggu khusus, pelayanan prima, SDM yang ramah.
“Seperti di hotel kita datang langsung disambut selamat datang bapak ada yang bisa dibantu, senang kita kan, tetapi ini kita liat mukanya sudah cemberut ditanya lagi, kamu lagi, apalagi ini. Jadi lagi orang yang bikin pengaduan, kotak pengaduan, tidak direspon, begitu direspon orang datang kesana orang kena marah, kan dimana pelayanan prima kita selaku aparatur,” jelas Aryono Gumay.
Dan untuk blanko, kata Aryono Gumay, waktu Sidak tidak ada masalah karena sekarang blanko itu banyak dari Dirjen pusat berapa yang dibutuhkan itu turun. Aryono Gumay menuturkan, ada di juga solusi di beberapa daerah itu menyiapkan anggaran, untuk dihibahkan ke Dirjen Dukcapil untuk dibelikan blanko.
“Artinya, kasarnya kita beli Blanko sendiri, kalau mau cepat atau kalauvl tidak kita ya berjuang di Kementerian. Blanko nya sebenarnya ada. Kalau masyarakat itu dilayani dengan baik mereka akan senang. Kalau memang blanko belum ada di cetak dengan kertas putih jadilah dan dibikin keterangan bahwa belum ada blanko. Jangan tidak ada blanko tidak nyetak,” demikian Aryono Gumay. (Bay)