BencoolenTimes.com, – SMAN 4 Kota Bengkulu mendukung penuh gerakan transisi energi yang dilakukan Sekolah Energi Bersih. SMAN 4 Kota Bengkulu meyakini Sekolah Energi Bersih gerakan penyelamatan bumi dan mampu menciptakan pemimpin-pemimpin masa dapan yang peduli lingkungan.
Sosialisasi Sekolah Energi Bersih #2 yang dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2023 di SMAN 4 Kota Bengkulu disambut dan diikuti dengan sangat antusias oleh siswa dan guru. Respon tersebut merupakan buah dari kesadaran bahwa saat ini bumi sedang darurat akibat dari perubahan iklim.
Direktur Program dan Juru Kampanye, Energi Olan Sahayu menjelaskan, Sekolah Energi Bersih adalah program yang bergerak dalam lingkup penyadaran masyarakat tentang penggunaan energi bersih yang adil dan berkelanjutan. Gerakan ini melawan krisis iklim dunia yang secara global disebabkan oleh batubara menyumbang sebesar 44 persen emisi karbon.
Contohnya, berdasarkan studi kasus dampak energi kotor di Desa Pondok Bakil Bengkulu Utara yang terdampak oleh tambang batubara milik PT. Injatama. Keberadaan tambang merusak sumber air bersih masyarakat, menghancurkan pondasi perekonomian, lubang tambang tidak direklamasi, pengrusakan jalan Provinsi serta merusak pola pikir masyarakat.
Pada sektor hilir, Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara di Teluk Sepang juga berkontribusi atas kerusakan media lingkungan seperti Laut, TWA Pantai Panjang – Pulau Baai, serta pencemaran udara. Hal ini berdampak pada kesehatan dan perekonomian masyarakat nelayan Teluk Sepang.
Secara global dampak buruk yang diakibatkan oleh krisis iklim terhadap bumi adalah meningkatnya suhu memicu degradasi lingkungan, bencana alam, cuaca ekstrem, kerawanan pangan dan air, gangguan ekonomi, konflik. Selain itu, permukaan laut naik, kutub mencair, criosfer mencair, terumbu karang mati, lautan menjadi asam dan hutan terbakar.
“Sudah saatnya kita bergerak bersama meninggalkan energi batubara dan memanfaatkan energi yang terbaharukan, adil dan berkelanjutan. Pemerintah harus cepat ambil tindakan dengan memensiunkan PLTU batubara dan menciptakan kebijakan yang berpihak pada lingkungan” papar Olan.
Kondisi ini harus segera dihentikan oleh seluruh masyarakat termasuk siswa dan guru. Gerakan transisi energi harus menjadi isu penting yang digalakkan untuk mengindari ancaman krisis iklim dimasa depan.
“Saat ini kita sedang menghadapi krisis iklim, yang sangat terasa adalah cuaca ekstrim. Krisis iklim ini juga yang pastinya akan mengakibatkan hal buruk untuk bumi kita dimasa depan” ungkap Diah siswa SMA N 4 Kota Bengkulu.
Dilansir dari media tenpo.co, dampak buruk krisis iklim di masa depan dalam bidang kesehatan masyarakat yaitu, terjadinya banjir tahunan akibat kenaikan permukaan air laut, peningkatan penyakit menular yang dibawa oleh patogen yakni penyakit malaria, kematian akibat suhu panas, stress dan produktivitas tenaga kerja menurun, kurang gizi akibat gagal panen.
Wakil Kesiswaan SMAN 4 Bengkulu, Fauzaun mengatakan, bumi kita saat ini sangat darurat. Ada begitu banyak bencana yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan lingkungan kita saat ini.
“Melihat kondisi bumi terkhusus Bengkulu sebetulnya sudah sangat menghawatirkan. Untuk mendukung gerakan ini sekolah telah melakukan upaya penghematan energi listrik serta sangat mendukung siswa SMAN 4 yang nantinya mau terlibat dengan Sekolah Energi Bersih. Saya percaya Sekolah Energi Bersih perlahan mampu menyadarkan masyarakat dan pemerintah serta menciptakan pemimpin masa depan peduli akan lingkungannya” ungkap Fauzaun. (RLS/JRS)