2.6 C
New York
Tuesday, March 18, 2025

Buy now

spot_img

Aktivis, BEM dan Organda Dialog di BDTV Bahas Harga BBM Bengkulu Mahal, Ini Kesimpulannya

Bencoolentimes.com,- Masyarakat mengeluh mahalnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Bengkulu. Ini dikritik aktivis Bengkulu yang meminta mahasiswa harus bersuara. Kritik ini lantas dibahas Channel BDTV Kanal media online www.bencoolentimes.com, dengan mengundang para Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Provinsi Bengkulu dan Organisasi Daerah (Organda) mahasiswa Bengkulu.

Dialog yang dipandu host Benni Hidayat, SH itu dilakukan di Markas  BDTV Cacam Nian yang beralamat di Jalan Ratu Agung Kelurahan Penurunan, Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu, Rabu (20/4/2021).

Mereka membahas mahalnya harga BBM di Provinsi Bengkulu, yang tak sejalan dengan pendapatan perkapita dan tak sesuai dengan Provinsi Bengkulu yang masuk peringkat nomor 7 provinsi termiskin se-Indonesia, nomor 2 se-Sumatera.

Aktivis yang juga Sekretaris Keluarga Alumni KAMMI, Yusliadi, mengkritik keras kebijakan yang dibuat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu tersebut. Menurutnya kebijaksanaan pemerintah saat ini sangat dibutuhkan, yang peduli dengan penderitaan rakyat. Apalagi dalam kondisi Covid-19 seperti saat ini.

Aktivis senior, Yusliadi bersama Gubernur BEM FH Unib, Maulana Taslam dan Organda Ikama Bengkulu Tengah, Diyan

Yusliadi, juga meminta kepada pemerintah agar harus menjelaskan rincian harga BBM, kenapa dinaikkan. Saat ini, masyarakat juga belum terbaca apa rasionalisasi Pemprov Bengkulu, dalam mengambil slot tertinggi yang dibolehkan Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK), serta risiko-risiko sosialnya harus dipertimbangkan.

“Saya menanyakan platform manfaat dari BBM itu, mau di kemanakan? Pilih platform paling tinggi, apakah tidak melihat kondisi sosial saat ini yang dihadapkan pandemi Covid-19? Dan  saya  juga mempertanyakan kenapa kawan-kawan dari kalangan kaum intelektual (mahasiswa), tidak menyuarakan keluhan rakyat akibat dari kebijakan tersebut,” tanya Yusliadi.

Yusliadi juga berharap mahasiswa menjalankan tradisi keilmuan dan mahasiswa dapat ambil peran sebagai garda terdepan. Karena mahasiswa memegang estapet dan mempunyai ruang bergerak. Sehingga mahasiswa dalam sejarahnya merupakan kelompok yang diistimewakan karena keintelektualannya, untuk menyuarakan nasib masyarakat.

Menjawab kritikan aktivis tersebut, Menteri Politik dan Kajian Strategis BEM KBM Universitas Bengkulu (Unib), Hengko menjelaskan bahwa selama ini, mahasiswa khususnya BEM Unib, tidak pernah bungkam.

Namun sudah mengambil Langkah audiensi ke DPRD Provinsi Bengkulu maupun Pemprov, pada 9 April 2021 lalu. Namun tidak terkomunikasikan dengan media massa. Sehingga tidak terekspose ke publik.

Host Benni Hidayat bersama Koor BEM Nusantara Bengkulu, M Fharis Alatas dan Menteri Politik dan Kajian Strategis BEM KBM Unib, Hengko

“Mungkin kesalahannya, kami kurang konsolidasi dan komunikasi dengan media. Ini yang akan kami perbaiki. Namun demikian, kami menolak kenaikan harga BBM tersebut. Soal BBM mahal, kami juga tentu akan berpihak kepada rakyat dan ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujar Hengko.

Dilanjut Hengko, BEM KBM Unib sendiri sudah  berinisiatif melakukan observasi dan kajian secara internal di BEM Unib, yang merupakan langka-langkah awal untuk mengkritisi kebijakan pemerintah dengan membuat naskah kajian, untuk menkritisi kebijakan itu.

“Berdasarkan surat keputusan Guburnur No: 324/KBBK/20, pada 1 Januari 2021 harga BBM naik. Kami sudah melakukan audiensi di Dewan Provinsi pada tanggal 9 April kemarin. Dari audensi itu kami berharap ada peninjauan kembali atas kebijakan harga BBM yang tertinggi itu,” katanya.

Tutup Hengko, apabila setelah dilakukan upaya pencerdasan kepada publik dan sudah melakukan upaya pemahaman kepada pemangku kebijakan, namun masih tidak ada rasionalisasi yang didapat, maka langkah terakhir, yaitu melakukan aksi turun ke jalan.

“Kami sudah buat pernyataan dan sudah disampaikan ke pemangku jabatan. Jika itu tidak digubris, maka kami akan ambil langkah aksi turun ke jalan,” tegas Hengko.

Sementara itu, Koordinator BEM Nusantara Provinsi Bengkulu, M. Fharis Alatas mengatakan mahasiswa akan melakukan pengkajian dan menyuarakan suara masyarakat. Karena menurutnya, kenaikkan BBM tidak tepat, mengingat semua sedang dilanda Covid dan ekonomi sedang terdampak.

Guburnur FH Universitas Bengkulu, Maulana Taslam saat ditanya kenapa mahasiswa memakan waktu lama dalam mengkaji sebuah masalah? Ia menjelaskan ketika ingin turun ke lapangan dan mengkritisi sebuah kebijakan, perlu dilakukan langkah pengkajian terlebih dahulu dan melakukan konsolidasi.

“Kalau dari BEM KBM Unib sendiri sudah melakukan pengkajian dan sudah sampai pada tahap audensi. Untuk sekarang yang menjadi titik fokus kita di BEM Unib adalah terkait isu BBM naik,” jelas Maulana.

Sementara Ketua Umum Organda Ikatan Mahasiswa Bengkulu Tengah, Diyan menjelaskan bahwa dari kritikan yang disampaikan senior mereka, Yusliadi, tentu menjadi pemacu dan menambah semangat para mahasiswa. Bahkan mereka sudah sempat ingin melakukan pengkajian di aliansi Organda Bengkulu, tetapi ada tanggapan dari anggota BEM Unib bahwa itu sudah dibahas.

“Setelah kami tahu bahwa KBM Unib sudah melakukan audensi, kami dari Ikama Benteng akan tetap mengawal tuntutan tersebut, agar supaya apa yang kita suarakan menjadi pertimbangan bagi pemerintah,” tutur Diyan.

Diakhir dialog, Yusliadi meminta pemerintah, jangan menilai kritikan sebagai corong kebencian kepada pemerintah. Ia juga berharap pemerintah berdiri pada posisi tidak ada restimet, ketika melihat ada kritikan-kritakan untuk pemerintah.

“Tujuan ini (kritik) bukan untuk personal. Pemerintah ini adalah sistem dibangun dalam rangka memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Pemerintah diberi otoritas untuk mengatur dalam rangka memberikan stabilitas keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat,” kata Yusliadi.

Sementara Hengko, ia menegaskan mahasiswa akan mematahkan persepsi masyarakat, bahwa mahasiswa tidak berpihak kepada masyarakat. “Kami akan turun ke jalan, jika apa yang sudah kami tuntut ke pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan BBM yang mahal se-Indonesia itu, diacuhkan,” tegas Hengko.

Senada dengan Hengko, Fharis juga sepakat untuk menempuh aksi, jika pemerintah tidak mengkaji ulang kebijakannya itu. “Ketika prosedur sudah kami tempuh namun tidak ada tanggapan, maka jalan terakhir lakukan aksi,” ujarnya.

Begitupun Maulana dan Diyan, mereka akan mengawal tuntutan mereka itu “Sepakat, sampaikan aspirasi di muka umum,” tukas keduanya.(JRS)

Simak dialog lengkapnya di Kanal BDTV

admin2
admin2
Untuk Informasi lebih lanjut tentang berita yang anda baca silahkan menghubungi kami. +6281382248493

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
3,671FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img
advspot_img
advspot_img

Latest Articles

error: Opss tulisan ini dilindungi Hak Cipta !!