BencoolenTimes.com, – Pembangunan jalan trans Enggano yang tengah berlangsung saat ini dinilai tidak memberikan dampak secara siginifikan terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat yang mendiami salah satu pulau terluar di Indonesia tersebut. Ini lantaran dalam penyediaan material pembangunan, diduga terdapat praktik monopoli.
Sekretaris Yayasan Karya Enggano, Prontir Kauno mengatakan, dengan dugaan itu akhirnya pembangunan jalan trans Enggano, terkesan hanya menguntungkan bagi segelintir orang saja. “Padahal sejak awal Pemprov Bengkulu, dalam hal ini Pak Gubernur pernah menegaskan agar dalam penyediaan material pembangunan juga melibatkan masyarakat,” ungkap Prontir.
Dengan harapan, lanjut Prontir, pembangunan tersebut, bukan sekedar berdampak pada kemajuan Pulau Enggano saja, tetapi juga berdampak bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal. “Sementara sampai dengan saat ini sudah banyak material yang digunakan untuk pembangunan jalan tersebut, baik itu berupa batu krokos atau kapur dan kayu,” sesal Prontir.
Menurutnya, dengan fakta ini pihaknya berharap agar Pemprov Bengkulu melalui instansi terkait ataupun BPJN Bengkulu dapat bersikap, sehingga nantinya ekonomi masyarakat bisa tumbuh. “Apa salahnya terkait masalah ini dibicarakan lagi dalam satu meja. Karena bagaimanapun terkait upaya menumbuhkan ekonomi masyarakat itu salah satu pesan Pak Gubernur,” tegasnya.
Sementara itu, Camat Enggano, Susanto, S.Pd dikonfirmasi menerangkan, beberapa material yang digunakan dalam pembangunan jalan trans Enggano, memang tersedia di Pulau Enggano. “Seperti batu kapur dalam penyediaannya melibatkan BUMDes. Memang hanya tiga desa yang mengurus perizinan yakni Apoho, Malakoni dan Ka’an,” terangnya.
Sedangkan lainnya, sambung Susanto, seperti Kahyapu dan Banjar Sari di wilayah desanya di Pulau Enggano, tidak memiliki batu kapur. Kalau Desa Meok tidak selesai mengurus izin. Padahal pengurusan izin ini difasilitasi BPJN, sehingga desa tinggal menunggu saja. “Berkaitan dengan penyediaan kayu, sepengetahuannya tukang geseknya dari masyarakat,” singkat Susanto. (JRS)