Sejenak kita tidak bahas covid. Kali ini cerita durian yang lagi banjir. Kita perlu bangun kawasan khusus Durian. Agar lebih tertata dan bisa jadi wisata kuliner.
Setiap musim durian, para pedagang berjualan di sepanjang trotoar. Ada di dekat Balai Buntar. Ada juga di sepanjang Trotoar Stadion Sawah Lebar.

Durian Bengkulu memiliki cita rasa yang tinggi. Bahkan mengalahkan durian montong sekalipun. Memang tidak begitu besar, tapi rasanyaa… wow. Hanya saja, potensi ini belum dikemas dengan konsep marketing.
Ketika ada tamu/relasi dari luar kota ingin mencoba sensasi durian Bengkulu, sulit untuk menjamu on the spot. Rasanya kurang pas, makan sambil jongkok di trotoar. Apalagi sekelas pejabat eselon I.
Singkat cerita, kita akan bangun pusat kuliner durian. Dimana? Lokasinya di kawasan Penurunan, depan Kantor Camat Ratu Samban.
Kami sudah cek lokasi. Konsep gambar sudah jadi. Di sini nanti, disediakan tempat duduk yang lebih layak. Pedagang akan ditata sedemikian rupa.
Akan ada maskot tulisan DURIAN KITO. Bisa buat spot selfi. Di sini tersedia berbagai varian produk durian dan komplimenternya. Mulai dari durian mentah, dipadukam dengan lemang dan ketan.
Juga tersedia produk turunannya. Seperti lempuk, es durian, pancake, tempoyak, kolak/senok durian hingga gulai tempoyak khas Bengkulu. Yakni tempoyak udang dicampur petai. Ulamnyo jering mudo.
Para pelaku usaha UMKM juga harus bekreasi membuat terobosan. Contoh, kalau ada martabak Bangka, maka juga harus ada kuliner yang namanya melekat nama Bengkulu.
Misal, hanya di Bengkulu ada namanyo KOPI DURIAN BENGKULU. Sehingga mengangkat nama Bengkulu. Atau ada MIE BENGKULU. Tentu beda dengan Mie Siantar.
Mie Bengkulu kuahnya dicampur tempoyak. Harus berani bereksperimen. Boleh tuh, ciptakan Mie Bengkulu campur duren. Cakmano rasonyo dak.
* Catatan Dewa (Dedy Wahyudi) Wakil Walikota Bengkulu.
* Kota Bengkulu, Rabu 4 Agustus 2021.
MX Player Ativador Windows 11 Ativador Windows 10 Ativador Office 2010