BencoolenTimes.com, – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu telah melakukan voting bakal calon carateker Walikota Bengkulu.
Dari voting itu muncul enam nama yakni, Sekretaris Kota Bengkulu, Arif Gunadi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Bengkulu, Syafriadi, Kepala Dinas Pariwasata Provinsi Bengkulu, Karmawanto, Kasatpol PP Provinsi Bengkulu, Atisar Sulaiman, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Bengkulu, Edwar Happy dan Pitriani Badar dari Kementrian.
Selanjutnya, enam nama tersebut akan kembali digodok hingga mengerucut menjadi tiga nama yang kemudian akan diusulkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Terkait pemilihan bakal calon carateker Walikota Bengkulu ini menjadi perhatian publik. Pasalnya, carateker merupakan jabatan setrategis yang tentunya menjadi ajang perebutan kekuasaan meskipun hal terssbut tidak terang-terangan dan nampak muncul ke publik.
Ketua Front Pembela Rakyat (FPR) Provinsi Bengkulu, Rustam Efendi, SH meminta Aparat Penegak Hukum (APH) baik daerah maupun pusat untuk memonitor setiap tahapan pemilihan carateker Walikota Bengkulu. Karena tidak menutup kemungkinan, menurut Rustam, untuk mendapatkan kursi carateker transaksi gelap bisa saja terjadi. Hal ini yang harus dimonitor bersama-sama.
“Jangan sampai dalam pemilihan carateker terjadi transaksi gelap di balik layar atau bawah meja. Kita minta APH memonitor setiap tahapannya, karena ini rawan terjadinya transaksi gelap,” jelas Rustam kepada BencoolenTimes.com, Rabu (2/8/2023).
Rustam menyebutkan, bakal ada sekitar 9 nama yang bakal menjadi calon carateker yakni 3 nama usulan DPRD Kota Bengkulu, 3 nama dari Gubernur Bengkulu dan 3 nama dari Kemendagri sendiri. Mustahil, kata Rustam, jika dari nama-nama itu tidak berupaya merebutkan kursi carateker.
“Dalam hal ini, kita berharap, yang duduk sebagai carateker Walikota Bengkulu benar-benar orang memenuhi kualifikasi dan memang layak menduduki jabatan tersebut. Karena, ini menyangkut kemajuan daerah Kota Bengkulu,” tegas Rustam. (BAY)
