BencoolenTimes.com, – Petani sawit di Bengkulu keluhkan nilai cangkang sawit tak diberi harga dalam perhitungan harga tandan buah segar (TBS) sawit.
Hal ini diungkapkan Ketua Ikatan Aliansi Petani Kelapa Sawit (APKS) Provinsi Bengkulu, Edy Masyhuri. Dia meminta agar pemerintah daerah memasukan cangkang sawit sebagai variabel pendapatan dalam perhitungan harga TBS. Hal ini agar harga TBS di tingkat petani dapat naik dari harga terendah Rp1.700-an/Kg.
Meski diakuinya saat ini harga TBS global masih rendah, namun diharapkan dorongan variabel cangkang dapat menunjang harga TBS di daerah, sehingga TBS bisa di atas harga Rp2.000/Kg.
Bukan tanpa alasan cangkang harus dimasukkan dalam indeks penetapan harga, sebab saat ini cangkang sudah masuk dalam komoditas ekspor. Karena itu, Edy menyayangkan aktivitas ekspor komoditas cangkang sawit di daerah tidak berdampak pada harga pembelian TBS milik petani.
Padahal Edy melihat komoditas cangkang sangat menjanjikan di pasar ekspor. Banyak negara ASEAN melihat cangkang yang dihasilkan Bengkulu lebih unggul dari provinsi lain di Sumatera.
APKS juga menagih janji Gubernur dan Pemerintah Daerah untuk menindak pabrik yang tidak taat harga ketetapan TBS.
Sementara, Sub Koordinator Pengelolaan dan Pemasaran Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu, Yuhan Syahmeri mengatakan, saat ini usulan penambahan cangkang dalam variabel penetapan harga TBS masih terus dikaji.
Namun pihaknya berharap, para manajemen PKS dapat menyetujui hal itu, sehingga perusahaan pengekspor cangkang dapat menaikan harga TBS berdasarkan perhitungan 2 persen dari nilai ekspor.
“Jadi tidak semua PKS yang nantinya menambahkan indeks harga ini, hanya yang melakukan ekspor saja,” tukasnya. (JRS)